Khutbah Jum’at; Benang Merah Antara Ilmu dan Akhlaq
Oleh : Choirun Amin Nasir (Kepala SDI Al-Azhar)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سيدنا ومولانا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ اَلنَّبِيِ اْلأُمِّيِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ ونفسي بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,
Sebagai hamba Allah yang selalu ingin mengharap rahmatNya, Marilah selalu kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepadaNya karena selagi nafas kita masih berhembus berarti kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memper-baiki diri sebagai jalan menggapai keagungan rahmat Allah swt..
Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,
Dalam salah satu nasehatnya Imam Sufyan bin ‘Uyainah Ra. Pernah Mengatakan :
عِنْدَ ذِكْرِ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ
“Ketika disebut-sebut orang-orang yang sholeh maka turunlah rahmat.”
Senada dengan nasehat itu, maka pada khutbah kali ini saya akan menyampaikan sebuah kisah dari salah satu shahabat rasulullah SAW, yang patut untuk kita ambil hikmahnya khususnya bagi kita para pelajar dan semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Sahabat itu adalah Abdullah ibnu Abbas R.a.
Saat Rasulullah SAW wafat, Shahabat Ibnu Abbas ra, masih berusia 13 tahun. Dan diusia yang sangat muda itu hampir seluruh waktunya beliau manfaatkan untuk mencari ilmu agama dari para shahabat – shahabat senior. Suatu saat beliau berkunjung kerumah salah seorang shahabat untuk belajar ilmu agama, tapi shahabat yang dikunjungi itu sedang tidur. Maka beliau menggelar selembar kain dan duduk menunggu di depan rumah shahabat itu sampai dia bangun, sampai-sampai dalam penantian itu wajah, jubah dan tubuh beliau kotor oleh debu dan pasir. Setelah shahabat itu bangun, beliau bertanya tentang masalah agama. Namun Sahabat ini malah berkata, wahai Ibnu Abbas “Engkau ini adalah keponakannya Rasulullah, kenapa kau susah-susah datang kesini, harusnya kau panggil saja aku kerumahmu, aku pasti akan dating kerumahmu.
Kemudian Ibnu Abbas menjawab, “Aku ini sedang menuntut ilmu, jadi akulah yang wajib mendatangimu. Sebab ilmu itu didatangi, bukan mendatangi”
Subhanallah…!
Betapa hebatnya ma’asyiral muslimin, semangat dan perjuangan Shahabat ibnu Abbas dalam mencari ilmu. Dan karena perjuangan itulah beliau mendapat berbagai prestasi. Beberapa diantaranya Beliau pernah diangkat menjadi penasehat khalifah Umar bin khattab pada usia 17 th, beliau mendapat gelar Turjuman Al-Qur’an (juru bicaranya Al-Qur’an) karena kemampuannya dalam memahami Al-Qur’an, Habrul Ummah (gurunya para umat) karena beliau adalah rujukan utama dalam mencari solusi permasalahn – permasalahan umat pada waktu itu), dan Ra’isul mufassirin (pemimpin para imam ahli tafsir) karena beliaulah pelopor para imam mufassirin. Dan masih banyak gelar lain yang beliau sandang.
Hadirin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah,
Dari kisah shahabat ibnu Abbas ini, setidaknya ada 2 pelajaran berharga yang bisa kita ambil.
Yang pertama adalah jika kita ingin jadi mulia, baik mulia disisi Allah maupun mulia disisi manusia, maka kita harus menuntut ilmu sebanyak – banyaknya. Utamanya ilmu Agama. Karena Allah SWT berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan.
Juga sabda Rasulullah :
مَنْ اَرَادَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالَعِلْمِ
“Barangsiapa ingin kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka juga harus dengan ilmu.”
Yang kedua adalah bahwa dalam dalam menuntut ilmu ataupun dalam kehidupan kita secara umum yang paling utama untuk kita lakukan adalah Adab atau tata krama. Karena puncak dari ilmu adalah akhlakul karimah atau budi pekerti. Rasulullah SAW bersabda :
مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ بُعْدًا
“Barang siapa makin bertambah pelajaran ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, maka ia akan makin jauh dari Allah”
Hadist ini menjelaskan pada kita secara gamblang mengenai ciri – ciri ilmu yang bermanfaat dan membawa berkah.
Dalam hadist ini dijelaskan bahwa orang yang ilmunya itu bertambah akan tetapi hidayahnya atau perilaku akhlaknya tidak bertambah baik maka dia akan semakin jauh dari Allah SWT. Dan itu artinya ilmunya tidak bermanfaat atau kurang barokah.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Maka dari itu, jika ada orang yang ilmunya itu bertambah tapi sombongnya juga bertambah, bohongnya bertambah, dengkinya bertambah, serakahnya bertambah dan mulutnya selalu menyakiti orang lain itu artinya ilmunya tidak manfaat dan dia akan semakin jauh dari Allah SWT dan rahmatnya.
Ilmu harus mampu menyeimbangkan antara rasio dan roso atau antara otak dan hati agar ilmu itu bisa mendatangkan rahmat , keberkahan dan kemuliaan hidup dari Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Inilah seklumit khutbah kali ini, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua dan semoga Allah akan menyisihkan kita semua menjadi hamba – hambanya yang mendapatkan ilmu manfaat dan kemuliaan hidup didunia terlebih di akhirat kelak. Aamiin…2x, yaa Rabbal aalamiin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ* وَنَفَعَنِي وَإِيَّا كُمْ بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم * وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ*
خطبة الثاني
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقوا اللهَ وأَصلِحوا أَمْرَ دِينِكم ومعَاشِكم، وتَفكَّروا فِي مَصِيرِكم ومَآلِكم هَذَا، وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى إِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ، فَقَدْ أَمَرَكُمُ اللهُ تَعَالَى بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ حَيْثُ قَالَ عَزَّ قَائِلاً عَلِيْماً: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ والحمد لله رب العالمين.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى، ِ اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَام رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.