• About WordPress
    • WordPress.org
    • Documentation
    • Support
    • Feedback
  • Log In
  • PROFIL
    • Sejarah Pendirian
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Badan Otonom
  • PONDOK PESANTREN
    • Madrasah Al-Quran
    • Madrasah Diniyyah
  • PENDIDIKAN FORMAL
    • KB-TK Al-Azhar
    • SDI Plus Al-Azhar
    • SMPI Al-Azhar
  • KONTAK
  • PENDAFTARAN
  • SIAKAD
Perlu Bantuan?

(0321) 383 333
alazharpp@gmail.com
PP. Al Azhar
  • PROFIL
    • Sejarah Pendirian
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Badan Otonom
  • PONDOK PESANTREN
    • Madrasah Al-Quran
    • Madrasah Diniyyah
  • PENDIDIKAN FORMAL
    • KB-TK Al-Azhar
    • SDI Plus Al-Azhar
    • SMPI Al-Azhar
  • KONTAK
  • PENDAFTARAN
  • SIAKAD

Dongeng Anak

  • Home
  • Blog
  • Dongeng Anak
  • Misteri Pendidikan di Negeri Dongeng

Misteri Pendidikan di Negeri Dongeng

  • Posted by Admin
  • Categories Dongeng Anak
  • Date 28 July 2020
  • Comments 0 comment

Oleh: Virly Taqwin (Guru KB/TK Al-Azhar)

Kala itu negeri dongeng sedang dalam keadaan mencekam. Ada rasa takut, kekhawatiran, dan was-was di setiap makhluk yang menghuni di sana.

Pada saat itu, aku diam-diam menyelinap masuk ke negeri dongeng lewat mimpi. Di sana aku melihat Putri Sinderela, Putri Kulkas, dan Putri Bubuk sedang dikurung di dalam rumah. Aku pun memperhatikan ibu mereka yang sedang bingung. Di jalan banyak riuh terdengar suara orang-orang menyebut ada hantu bernama Markintil. Hantu itu ternyata sedang ramai dibicarakan banyak orang. Siapa hantu Markintil itu? Aku sangat penasaran.

Di negeri dongeng tidak ada yang bisa melihat hantu Markintil, hanya Markintil yang bisa melihat dan mendengar mereka. Riuh sekali suara mereka yang bergumam tentang seramnya hantu Markintil. Ada yang bilang bahwa Markintil tidak hanya keluar malam, tapi pagi dan juga siang.  Markintil berkeliaran menakuti banyak orang. Ada juga yang sampai meninggal gara-gara Markintil. Suasana sangat mencekam. Banyak hal yang dilakukan orang-orang untuk berlindung dari Markintil. Kata orang pintar di sana, Markintil takut dengan kebersihan. Semua orang yang ketakutan itu mulai rajin membersihkan diri dengan mandi dan rajin mencuci tangan serta memakai masker.

Karena seram dan mencekamnya suasana itu akhirnya raja negeri  dongeng memutuskan untuk menutup semua tempat rekreasi, pasar, dan bahkan sekolah-sekolah di sana. Oh, akhirnya aku tahu kenapa Putri Sinderela, Putri Kulkas, dan Putri Bubuk tidak berangkat sekolah, malah dikurung di dalam rumah. Ternyata sekolah mereka ditutup. Lama sekali Markintil menakuti orang-orang di negeri dongeng sampai-sampai orang di negeri dongeng sudah terbiasa dan seakan-akan tidak takut lagi pada Markintil. Rupanya orang-orang negeri dongeng lelah berdiam diri di rumah. Anak-anak mereka pun mulai keluar rumah, bermain dan berlarian? Tapi kenapa mereka tidak masuk sekolah, ya?

Aku yang mengamati keadaan itu mulai menyelinap lagi masuk ke sela ibu-ibu yang sedang berbincang-bincang di sana. Akhirnya aku tahu kalau sekolahnya masih libur. Sang raja belum membuka sekolah mereka. Tetapi anehnya sang raja sudah membuka pasar dan tempat rekreasi. Aku yang penasaran masih setia mengikuti perjalanan cerita di negeri dongeng ini.

Tidak terasa hampir 4 bulan aku selalu bertemu dengan mereka di negeri dongeng. Serasa ini nyata tapi tidak, ini hanya negeri dongeng. Saat aku berkeliling ke negeri itu aku mulai bingung bahkan semakin bingung. Banyak orang sudah keluar rumah, aku mendengar dari obrolan mereka bahwa ini disebut kehidupan kembali normal. Iya memang sudah normal, tempat rekreasi dan pasar sangat penuh sesak tetapi kenapa sekolah anak-anak itu masih ditutup.

Riuh suara terdengar dari ibu-ibu yang punya anak sekolah. Yang paling terdengar adalah suara seorang ibu yang berkata dengan nada tinggi “Sekolah masih bayar tapi tidak dapat apa-apa”. Dan ada lagi yang menyahut, ”mau jadi apa anak kita kalau begini terus?”.  Ada yang lagi yang menyahut “Enak, gurunya di rumah. Eh, kita yang disuruh ngajarin anak-anak sesuai perintah gurunya”. Aku merasa merinding mendengar suara itu. Ada apa ini sebenarnya? Apa yang salah? Di mana Markintil sekarang? Ternyata hantu itu sudah mulai memudar dan melemah karena rakyat di negeri dongeng yang sudah pintar menjaga kebersihan. Tapi apa yang salah dengan sekolah, guru, atau bahkan dengan pendidikan di negeri dongeng ini?

Masalah ini lebih mencekam dari ketakutan mereka terhadap Markintil.  Aku menelusuri setiap jalan-jalan di sana yang tidak lebih luas dari kota di negeriku. Aku melihat banyak anak-anak yang bermain di luar. Bahkan Putri Sinderela, Putri Kulkas, dan Putri Bubuk yang tadi dikurung sudah berlarian lepas. Anak-anak remaja di sana juga sudah mulai terlihat mengitari negeri dongeng dengan bersuka ria. Mereka bebas bertemu dengan teman-temannya pagi, siang, dan malam seperti minum obat tiga kali sehari. Betapa menyeramkannya kejadian ini.

Aku berpindah menyelinap masuk ke istana raja yang luas dan megah berharap aku mendengar kenapa sekolah tidak dibuka. Di sana aku mendengar bahwa raja masih takut jika anak-anak ditangkap Markintil. Aku jadi berfikir apakah raja tidak tahu kalau anak-anak mulai bermain keluar? Apakah raja tidak tahu kalau mereka sudah berlibur mengunjungi tempat rekreasi? Apakah raja tidak tahu kalau banyak orangtua yang mulai resah? Apakah raja tidak tahu kalau banyak anak yang mulai lupa dengan pelajaran mereka? Apakah raja tidak tahu kalau anak-anak semakin senang bermain saja dan tidak mau belajar? Apakah raja tahu banyak anak bersepeda yang tidak jelas tujuannya? Apakah raja tahu kalau banyak anak yang berpose di pinggir jalan dengan mengangkat hp-nya? Apakah raja tahu kalau banyak anak yang duduk tidak jelas di pinggir-pinggir trotoar sambil menikmati pentol bakar? Ah, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan, tapi aku tidak bisa. Rasanya aku ingin mengajak raja jalan-jalan menunjukkan anak-anak yang semakin bebas. Aku ingin mengatakan pada raja jika keadaan pendidikan sekarang ini lebih menyeramkan daripada seramnya Markintil. Sayang sekali aku bukan orang negeri dongeng sehingga aku tidak bisa berbuat apa-apa. Hati ini serasa menjerit tapi percuma saja. Ya, sudahlah! Aku hanya bisa berdoa agar sang raja terbuka mata dan hatinya. Untuk orangtua di negeri dongeng semoga lebih ikhlas dalam menjadi guru sementara agar ilmu anak-anak mereka lebih berkah. Amin.[]

  • Share:
author avatar
Admin

Previous post

Anak Istimewa
28 July 2020

Next post

Pembelajaran Daring dan Ketidaknormalan di Era New Normal
2 August 2020

You may also like

kemi
Kemi Mencari Cangkang
3 August, 2020
anakistimewa
Anak Istimewa
20 July, 2020

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

  • Artikel
  • Berita
  • Dongeng Anak
  • Hukum Islam
  • Khutbah Jumat
  • Kolom Pengasuh
  • Prestasi

Posting Terbaru

Gerakan Santri Bermasker
25Feb2021
Hukum Memakan Sesajen
30Jan2021
Ridho Suami Menghantarku Meraih Juara
29Jan2021

Sejak didirikan pada tahun 2000, selalu konsisten mendidik dengan tidak hanya mengutamakan ranah IQ saja, tetapi juga menumbuhkan kecerdasan sosial, emosional, dan spiritual sesuai dengan jenjang pendidikannya.

Explore

  • Visi, Misi dan Tujuan
  • SMP Al-Azhar
  • SD Al-Azhar
  • TK Al-Azhar
  • Navigasi

Quick Links

  • Kolom Pengasuh
  • Hukum Islam
  • Dongeng
  • Artikel
  • Daftar

Contact Us

  • alazharpp@gmail.com
  • 0321 383333
  • 088 263 222 111
Facebook
Instagram
Youtube

© 2021 | PP. Al-Azhar